22 April 2009

PISAH
Di suatu malam kutemui tangis tersedu sedan
Pekik hati terlalu sakit menampung emosi
Ia bilang. "Lebih baik kita pergi". "Pisah". Teriaknya bukan main
"Jangan". Ujar pria. "Kita belahan jiwa". Ujarnya pelan, penuh kasih sayang, usahanya tahan diri
"Materi kita punya, kian karut-marut terbabat habis ekonomi wajib"
"Terengah-engah julur jalani semua menjulur lidah, habis sudah"
"Kita masih punya segalanya, kita masih punya adab"
"Lihat !. Jalan masih panjang, walau terlihat kosong, tetapi kita masih punya arah"
"Pisah". Teriaknya lagi, tetapi sudah jinak
"Tenangkan dirimu sayang. Aku masih cinta"
"Tetapi aku muak"
"Sudahlah.....Aku masih cinta"


0 komentar: