31 Oktober 2009

Aku Memang Seperti Ini

Bagian 1

Aku pemimpi ?
Aku menikmati saat-saat itu, menjadi aku tapi di dunia yang kubuat sendiri ?
Apa aku memang seperti itu ?

Memang benar adanya beberapa hal dari isi buku tebal cover merah dengan corak gambar aneka macam binatang yang di-set sedemikian rupa--satu dengan lainnya memutar sehingga membentuk sebuah lingkaran, dibalut dengan beberapa garis hitam berbentuk lingkaran di luar mereka yang membuat mereka takkan 'kabur tanpa pamit'. Bukankah mereka telah 'dikerangkeng' dengan beberapa garis tebal itu, lagipula tak pernah kudengar gambar mempunyai roh untuk bisa melarikan diri. Bukankah mereka terlahir dari setitik tinta, mereka tercipta hanya untuk menarik minat orang lain untuk 'mengenal' mereka. Ya... aku termasuk di dalam orang-orang itu. Lagipula buat apa mereka melarikan diri jika ada kesempatan untuk itu ?. Untuk menakut-nakuti orang ?. Tak perlu. Lebih baik mereka berada terpajang di cover sampul depan buku itu selamanya, menjadi penghias buku itu untuk mempertegas sebuah kata diatasnya yang berbunyi "SHIO". Sehingga nantinya pun aku bisa tahu, dan sekarang aku pun jadi tahu setelah kubaca isinya. Oh.. jadi ini lah shioku.

Ternyata aku memang seperti itu, dan kuakui itu. Dan ini lah jawaban dari semua kata-kata yang berakhir dengan sebuah simbol tanda tanya di atas itu. Aku memang mempunyai harapan tinggi untuk masa depanku kelak nantinya. Bisa dikatakan aku berimajinasi terlebih dahulu, dan tinggal semangat di dalam diri ini untuk mewujudkannya. Musuhku hanya 1, terkadang rasa malas bisa terlalu lama menghinggapi diri ini. Dan setelah itu, aku hanya berharap semangat-semangat itu berkobar lagi dan 'membakarku'. Memang hanya 1 musuhku, tapi ia merepotkan sekali, ah... rasa itu yang bisa membuat angan-angan ini sulit sekali untuk diwujudkan.

Meskipun begitu, walau tidak berani berjanji. Aku akan selalu berusaha untuk bisa menjadi seseorang yang lebih berarti untuk semua orang-orang yang selalu ada di hati dan pikiranku.

Aku...
akan menjadi lelaki yang sebenarnya lelaki.

Dan aku...
akan membuktikannya.

BAGIAN 2

Apa aku akan menjadi pengecut untuk tidak lagi mau menjalin cinta?
Apa aku akan menjadi pecundang untuk tidak lagi mau untuk menyayangi dan bisa merasakan disayangi?

(Menghela nafas dalam-dalam....)
(Lalu berfikir sejenak)

Memang, aku seperti itu, tapi bukan untuk hari ini dan beberapa hari yang lalu, karena semua hal itu hanya berlaku untuk waktu dulu, dulu sekali. Cukup 1 saja alasannya, kenapa bisa terlalu lama aku menjadi pengecut meskipun banyak kutemui 'cinta' bertebaran menghampiriku. Kebohongan. Dan hal itu adalah sesuatu yang kubenci. cukup sudah untuk merasakan nikmatnya kebohongan, dan tidak untuk kedua kalinya, ataupun ketiga kalinya, ataupun sampai beberapa kali.

Aku bukan 'pemain' dalam menjalin suatu hubungan. Aku hanyalah aku, yang kan selalu memberikan semua rasaku untuknya.
Aku bukan 'pemain' dalam arti kesetiaan, aku hanyalah aku, dan aku akan selalu tetap bersamanya.
Aku hanyalah aku, bukan orang lain, adanya aku memang seperti ini.
Aku hanyalah aku, bukan pendusta, karena aku memang bukan seperti itu.
Aku hanyalah aku, yang selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik baginya agar bisa menjadi nomor 1 dihatinya.

Tak kusesali takdirku
Tak kusesali awal dari semuanya sehingga bisa mengenalnya.
Tak kusesali saat aku harus menerima 'candaannya' untuk bersama dengan yang lain.
Tak kusesali untuk pertama kalinya berbicara dengannya.
Tak kusesali waktuku kuhabiskan untuk berbicara dengannya walaupun kenyataannya jauh.
Tak kusesali saat aku melihat, di saat itu juga beradu pandang dengannya yang sebenarnya tak' ada niat untuk hal itu.
Tak kusesali di tiap-tiap kesempatan saat bersamanya sambil membunuh waktu untuk bisa mengenalnya lebih jauh. Langkah demi langkah kaki bersamanya, berbicara dengannya tentang segala hal, bercanda dengannya yang sesekali dipenuhi dengan gelak tawa, dan semua romantisme serta rasa malu-malu itu yang takkan pernah aku lupakan tetapi aku simpan, aku tempatkan di dalam sebuah kotak khusus yang berada di dasar hati yang paling dalam untuk dijadikan sebuah kenangan manis. Dan itu bisa menghiburku saat aku menginginkannya berada disampingku walau kenyataannya aku sedang sendiri.
Tak kusesali ketika pada akhirnya untuk sebuah awal yang indah--kami sepakat menjadi satu untuk jadi berdua yang pada akhirnya aku pun harus mengingkari mauku yang sebenarnya t'lah sukses aku jalani hampir terlalu lama.
Tak pernah kusesali semuanya, segala hal saat bersamanya.
Sekali lagi, tak pernah kusesali takdirku harus seperti ini.

Walau kutahu, jika ada awal pasti ada akhirnya. Bukankah memang seperti itu dalam kehidupan ?.
Tetapi mauku, akhirnya tidak akan datang secepat itu, tapi akan datang jika 'kehidupan' kami t'lah habis.
Aku tahu. Aku tahu sekali, rasaku lebih dalam dibandingkan apa yang ia tahu selama ini dari rasaku.

Dan..
Aku merasa senang jika melihatnya selalu tersenyum dan tertawa lepas.

Tapi..
Aku sedih jika melihatnya sebaliknya


Bagian 3

Semua ini kupertegas..
Kupersempahkan seluruh hidupku untuk mereka, dan begitu juga seseorang yang akan menjadi bintang hati yang paling amat berharga nantinya.

Aku lelaki..
Akan memilih menderita sendiri jika pada akhirnya mereka bahagia.

Aku lelaki..
Akan memilih jalan melawan arus dari apa yang kuingin, jika pada akhirnya bisa membuat mereka tersenyum.

Aku lelaki..
Akan memilih selalu bergerak 24 jam, kemanapun itu untuk mencari materi, jika pada akhirnya hidup mereka sejahtera, dan tak kekurangan apapun.

Aku lelaki..
Akan memilih sakit, jika pada akhirnya mereka selalu sehat.

Aku lelaki..
Akan memilih menanggung sendiri semua kesedihan mereka, jika pada akhirnya mereka bisa selalu tertawa lepas.

Aku lelaki..
Dan aku bahagia melihat mereka bahagia.

Aku lelaki..
Karena aku memang seperti ini.



read more

17 Oktober 2009

Tak’ pernah kulakoni sebelumnya

Sejauh sepanjang jalan melelahkan kaki meski tak’ terbiasa


Namun ku terbiasa bila selalu diam..

Menunduk..

Dan tak’ peduli dengan sekitar..

 

Sikapku petang ini berubah menjadi congkak

Meski sadar aku tahu mengapa

Pancing sedkit amarahku lekas naik

Meski ku tahu jawabnya mengapa

 

Memikirkanmu..

Semua hal yang tersembunyi dariku

Dustamu..

 

Walau ku tahu itu hakmu

Juga pilihanmu

 

Aku ini lelaki ‘statusmu’

 

Aku ini manusia

Aku punya rasa

Sama seperti kalian lelaki biasa

Juga sama seperti kalian perempuan biasa



read more